Wisata Waduk Gunung Rowo Tlogowungu Pati

Hampir ketika kita menyebut kota Pati, praktis kita tidak pernah terpikir untuk berwisata alam. Hal ini wajar mengingat wisata alam di kota Pati seperti mati. Namun, pernah kita berpikir untuk menyambangi wisata waduk gunung rowo yang terletak di Desa Sitiluhur, Kecamatan Gembong, Kabupaten Pati yang sebetulnya menjadi wisata alam di Pati yang wonderful?

Sebelum berbicara soal apa saja yang ada di waduk gunung rowo di Pati, Direktori Pati akan menjelaskan rute atau jalan menuju waduk gunung rowo. Pertama, jika Anda berada di pusat pemerintahan kota pati atau simpang lima atau stadion joyo kusumo pati, Anda harus lurus mengikuti jalan raya. Setelah bertemu dengan pertigaan, di mana arah kanan adalah menuju Desa Bumiayu atau wedarijaksa, maka Anda ambil kiri jalan. Setelah Anda ambil kiri jalan dari pertigaan tersebut, Anda lurus terus mengikuti jalan raya. Di sini Anda akan melewati hutan jati di mana kanan dan kiri jalan Anda akan dipenuhi hutan jati yang menjulang tinggi.

wisata waduk gunung rowo di pati
Pemandangan senja wisata waduk gunung rowo di Pati. Foto: Lismanto

Setelah melewati itu, sebaiknya Anda bertanya kepada orang di sekitar perkampungan. Anda boleh bertanya Desa Sitiluhur atau bertanya langsung Waduk Gunung Rowo. Yang jelas, rutenya cukup mudah. Sebagai gambaran, perkampungan atau pedesaan di sekitar waduk gunung rowo masih tradisional dan terkesan klasik seperti suasana Jawa tempo dulu. Sebelum memasuki Desa Sitiluhur, Anda akan menemui Desa Gua atau Desa Guo, orang Pati mengejanya dengan kata "guwo".

Wisata waduk gunung rowo 
Berwisata di waduk gunung rowo pati, pengunjung akan disuguhi waduk atau danau yang cukup besar. Selain itu, pengunjung bisa menikmati gunung muria, Kudus. Sebab waduk gunung rowo ini merupakan lereng gunung muria. Selain waduk dan gunung muria, pengunjung juga bisa menikmati hijaunya pepohonan atau semacam hutan kecil di sekitar waduk gunung rowo. Pengunjung juga bisa melihat daerah Pati bagian bawah jika pengunjung berada di bangunan bendungan ala arsitek Belanda.

Di sekeliling waduk, pengunjung juga bisa menjumpai semacam gazebo yang terbuat dari bambu. Orang Pati biasa menyebutnya gerubuk. Di sini, pengunjung bisa menikmati waduk gunung rowo sambil menikmati makanan dan minuman yang bisa dipesan di warung-warung sekitar waduk. Tak ayal, waduk gunung rowo bisa menjadi alternatif wisata bagi keluarga. Pun, waduk gunung rowo banyak dijadikan tempat wisata bagi muda-mudi dan surga bagi pemburu foto-foto alam.

Di dalam waduk sendiri, banyak penduduk sekitar yang memanfaatkan waduk gunung rowo sebagai tempat mencari ikan. Jika kita ke sana, pasti kita akan jumpai 5 sampai belasan nelayan yang sedang menjaring ikan menggunakan perahu bambu atau orang Pati menyebutnya "gethek" atau gethekan. Uniknya, para nelayan di waduk gunung rowo menjalani ibadah shalat saat adzan Ashar tiba. Mereka punya persediaan baju bersih, termasuk sarung saat digunakan untuk solat di tengah waduk yang luas ini.

Biaya berwisata di waduk gunung rowo pati 
Mengenai biaya (budget) untuk menikmati indahnya wisata rekreasi alam di Pati ini, Ririn Pinawati S.Pd (reporter Direktori Pati) akan berbagi tips berwisata di danau gunung rowo Pati. Simak tips wisata rekreasi di waduk gunung rowo berikut ini:

Kalau pengunjung (traveler) berasal dari Simpang Lima Pati atau katakanlah berasal dari Kota Pati, biaya bensin atau transportasi memakan biaya Rp 15.000 (pulang-pergi). Ini tergantung sepeda motor juga. Kalau pengunjung dari Kabupaten Pati, terutama wilayah Tayu, Puncel, Dukuhseti, Kayen, Sukolilo, Winong Kidul, Batangan, serta daerah Pati yang berada di ujung, maka persiapkan uang transport sekitar Rp 25.000 untuk pulang pergi (PP). Menurut pengalaman reporter Direktori Pati yang berangkat atau start dari Simpang Lima Pati/kantor bupati pati memerlukan biaya transportasi bensin sekitar Rp 15.000 (pulang-pergi). Ini menggunakan sepeda matik yang notabene labih boros ketimbang sepeda motor bebek biasa.

Kedua, siapkan uang recehan Rp 2.000 untuk tiket masuk bagi sepeda motor dan Rp 3.000 atau Rp 4.000 untuk tiket masuk bagi mobil. Awal tahun 2014, harga tiket masuk masih sebesar itu. Tentu, saat tahun berganti, tiket setidaknya mengalami kenaikan, meskipun tidak banyak. Kalau mau gratis, jangan pakai helm. Jadi, pengunjung dikira penduduk sekitar sehingga tidak dikenakan tarif masuk. Hehe.

Setelah itu, silakan berputar mengelilingi waduk sepuasnya, berfoto ria dengan memakai waduk dan gunung sebagai latar belakang (background) foto. Setelah capek, silakan menikmati sajian menu warung ala waduk gunung rowo di grubuk atau gazebo bambu di pinggiran waduk. Hmmm, menyenangkan sekali.

Sebagai gambaran, untuk menyantap satu porsi ikan emas besar, dua porsi nasi, dan satu porsi kelapa muda (degan) satu buah, pengunjung cukup merogoh kocek antara Rp 30.000 hingga Rp 35.000. Murah sekali, bukan? Harga ini dipatok pada awal 2014. Kalau tahun-tahun berikutnya jika terjadi kenaikan harga, pasti di atas itu. Jika pengunjung ingin lebih dari itu, siapkan saja kocek sekitar Rp 60.000 an. Harga itu sudah termasuk jika pengunjung bersama suami, istri, anak, atau pacar. Terjangkau, bukan?

Jadi, bisa dihitung, untuk menikmati indahnya berwisata di waduk gunung rowo ini cukup meyisihkan uang sekitar Rp 50.000 (sudah termasuk makan bersama pasangan). Nasi dua porsi dengan ikan emas besar untuk berdua, cukup bukan? Ditambah nikmatnya es kelapa muda atau degan. Mak nyus!

Jika pengunjung ingin lebih, sediakan biaya Rp 100.000. Dengan biaya sebesar itu, pengunjung sudah bisa menikmati ragam menu menarik sambil memandang danau gunung rowo yang memesona mata bersama pasangan. Bagaimana dengan danau Gunung Rowo? benar-benar wisata alam di Pati yang wonderful, indah, dan menarik sekali, bukan?

Sejarah waduk gunung rowo 
Sebagai informasi, konon, nama "waduk gunung rowo" disematkan oleh Laksamana Cheng Ho saat berdebat dengan Sunan Muria. Hal ini terjadi saat Laksamana Cheng Ho, penjelajah Nusantara asal Tiongkok, berkunjung ke kediaman Sunan Muria.

Menurut sejumlah literasi, Laksamana Cheng Ho adalah penjelajah yang berasal dari Tiongkok. Ada juga yang mengatakan Cheng Ho adalah salah satu tokoh keturunan China yang turut menyebarkan agama Islam di Nusantara. Cheng Ho mengatakan bahwa daerah yang ia singgahi adalah rawa (semacam danau). Sementara itu, Sunan Muria mengatakan bahwa yang ia singgahi adalah gunung. Karena memang, daerah Desa Sitiluhur merupakan bagian dari lereng pegunungan Muria.

Keduanya saling berdebat mempertahankan argumennya masing-masing di mana Cheng Ho mengatakan bahwa itu adalah rawa (dieja: rowo) dan Sunan Muria mengatakan bahwa itu adalah bagian dari gunung. Atas perdebatan ini, lantas daerah tersebut dinamakan Gunung Rowo. Gunung berarti "gunung", rowo berarti "rawa" atau danau.
waduk gunung rowo
Bendungan waduk gunung rowo bergaya bangunan Belanda. Foto: Lismanto

Setelah Indonesia kedatangan bangsa Belanda (penjajahan Belanda), waduk ini dibangun dan dipugar untuk pengairan sehingga sampai saat ini bisa dilihat bahwa bendungan di waduk gunung rowo punya gaya arsitek bangunan khas Belanda. Demikan sekelumit sejarah waduk gunung rowo di Pati yang semestinya dijaga kelestarian alamnya yang indah itu, sehingga bisa dinikmati keindahan alamnya lintas generasi.

Wisata Waduk gunung rowo di Pati
Alamat lokasi : Desa Sitiluhur, Kecamatan Gembong, Kabupaten Pati, Jawa Tengah

Sumber. Direktoripati
Share on Google Plus

About KMPP Walisongo

0 komentar: