Gapura Kota Pati |
Banyak kata untuk menggambarkan sebuah daerah, baik
itu karena letak geografisnya,, ciri khasnya, maupun harapan kedepan yang ingin
di capai oleh daerah tersebut. Karena sebuah
kata slogan yang di lontarkan bisa menggiring opini public yang secara
perlahan akan tertanam dalam bawah sadar dan menjadi keyakinan. Oleh karena itu setiap daerah memiiki slogan yang
bagus.
Kabupaten
Pati yang telah berumur 693 pada 7 agustus kemarin, merupakan sebuah kabupaten
di pesisir utara Jawa. Dengan daerah berupa pegunungan dan dataran rendah,
tentu Kabupaten Pati memiliki keunggulan tersendiri. Dataran rendah di pesisir
di jadikan pertambakan, tanahnya yang subur jadi lahan pertanian, pegununganya
juga demikian. Kabupaten Pati sendiri memiliki beberapa julukan, seperti
hogwart van jawa, kota seribu dukun, kota seribu karaoke, kota manggis, Pati
Bumi Mina Tani, dll. Semua julukan tersebut bukanlah tanpa alasan, akan tetapi
alasan tersebut terkesan terlalu melebih – lebihkan, karena di juluki kota
seribu karaoke, toh hanya beberapa tempat karaoke yang ada di Pati, lebih
banyak di daerah lain. Di juluki kota seribu dukun, hal ini di karenakan ketua
persatuan paranormal Indonesia berasal dari Pati (Mbah Roso), padahal para
paranormal di lain daerah juga tidak kalah banyak jumlahe dengan yang ada di
Pati, hal ini jelas terlalu melebih –
lebihkan realita yang ada. Kota manggis, karena Kabupaten Pati juga merupakan
penghasil buah manggis terbesar, sentra buah manggis ini ada di dasa Pangonan
Tlogowungu. Kemudian Pati Bumi Mina Tani, julukan atau juga slogan iini sudah
ada sejak lama di Pati. Bahkan, slogan ini juga tercantum dalam Peraturan
Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Pati Nomor: 3 Tahun 1993 Tentang Semboyan
Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Pati. Disanalah awal mula ditentukannya Slogan
Pati “BUMI MINA TANI” merupakan kepanjangan dan mempunyai maksud sebagai
berikut:
B = Berdaya, adalah berkemampuan untuk
mewujudkan cita-cita.
U = Upaya, merupakan usaha masyarakat
dalam mencapai cita-cita yang diharapakan.
M = Menuju, merupakan arah/ tujuan yang
ingin dicapai sesuai identitas daerah.
I = Identitas Pati, merupakan ciri
kekhususan yang sebenarnya, sehingga masyarakat dengan segala daya dan upaya
ingin menemukan Jari Dirinya sendiri.
M = Makmur, merupakan cita-cita hidup
yang diidam-idamkan seluruh bangsa yang sudah ada sejak bangsa itu lahir.
I = Ideal, merupakan harapan masyarakat
yang diinginkan agar dicapai suatu keadaan yang selalu dapat menyesuaikan
dengan perkembangan jaman.
N = Normatif, merupakan harapan masyarakat
dan pemerintah yang ingin mencapai tata kehidupan senantiasa berpihak pada
norma-norma yang berlaku.
A = Adil, merupakan cita-cita bangsa
yang didambakan sesuai dengan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
T = Tertib, suatu keadaan yang diharapakan
yaitu tertib pemerintah dan tertib masyarakatnya sehingga kedua-duanya harus
saling mendukung tanpa ada yang bertentangan.
A = Aman, adalah suatu keadaan dimana
masyarakat benar-benar merasa aman dan merasa terlindungi dalam hidupnya
sehari-hari sebagai warga masyarakat.
N = Nyaman, adalah suatu keadaan dimana
masyarakat merasa enak, sejuk, sehat, dan segar sehingga memungkinkan
masyarakat betah tinggal di lingkungannya.
I =
Indah, juga sebagai cita-cita pendukung yaitu kondisi estetika dambaan masyarakat.
Hal ini juga
tak terlepas dari luasnya area pertanian yang ada di Pati. Mesti data
menunjukan bahwa area pertanian berkurang, tapi hasil pertanian Kabupaten Pati masih menduduki
peringat ke – 2 suplai pangan nasional. Tentu sebuah prestasi yang harus di
tingkatkan.
Akan tetapi, memasuki masa modernisasi yang tak
terus memaksakan globalisasi, investasi begitu deras masuk ke Kabupaten Pati. Hal
ini membuat lahan pertanian beralih menjadi gedung – gedung industry. Tentu menjadi
sebuah kekuatiran tersendiri bagi Kabupaten Pati, dimana kabupaten yang telah
lama terkenal karena pertanianya kini telah berganti menjadi pusat industry. Bahkan
kebijakan pemerintah melalui revisi perda RTRW juga semua demi mengundang
investor lebih banyak ke Kabupaten Pati. Lantas apakah lahan pertanian yang
menjadi ciri khas Kabupaten Pati, yang telah menghidupi masyarakat Pati
berganti menjadi tempat – tempat industry ? apakah bisa industry menjadikan
masyarakat Pati lebih sejahtera? Apakah bisa industry menjadikan lingkungan di
Kabupaten Pati tetap lestari? Lantas kenapa tidak mengembangkan pertanian saja?
Kenapa malah memilih industry yang
memerlukan kajian lebih mendalam agar bisa berkesinambungan dengan lingkungan
dan masyarakat sekitar. Akankah slogan PATI BUMI MINA TANI yang telah ada
sejak tahun 1993 akan berganti menjadi PATI BUMI MINA INDUSTRI?
0 komentar:
Post a Comment